Pertama Kali Ke Bali (2): Pantai Pandawa, Dreamland, Kuta, dan Pura Uluwatu
06 Januari 2018
14 Komentar
S
Hujan rintik-rintik menyambut saya ketika mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Tak lama berselang, ketika sudah berada di dalam bandara, hujan turun sangat deras. Hal itu membuat saya khawatir. "Baru sampai saja sudah hujan deras, kalau hari-hari besok hujan juga, bagaimana bisa jalan-jalan ?" kata saya dalam hati. Sejenak saya harus lupakan kekhawatiran itu. Ada hal yang lebih penting. Mencari transportasi untuk mengantar saya dan keluarga ke hotel. Memang, kami sudah menyewa mobil tapi tidak termasuk antar-jemput bandara.
Sejumlah supir berada dihadapan kami ketika berada di tempat memesan transportasi. Saya coba tanya berapa tarifnya. Ternyata harganya cukup tinggi. Saya sempat bingung mau bagaimana lagi. Akhirnya saya coba memesan ke counter resmi taksi Ngurah Rai. Entah mengapa saya percaya saja, sehingga tidak menanyakan tarifnya.
Taksi berwarna biru tua itu mengantar kami ke hotel. Akhirnya hujan baru berhenti ketika sudah mendekati hotel. Sampai di hotel, saya cukup deg-degan berapa tarif taksinya. Ternyata lebih murah beberapa puluh ribu.
Waktu menunjukkan pukul 18.00 WITA ketika kami memasuki kamar hotel. Saya memang memilih kamar dengan harga yang rendah karena nantinya akan lebih banyak berada diluar hotel. Jadi fasilitas kamar yang ada memang seadanya. Kamar cukup luas dengan dua tempat tidur. Tidak ada TV & AC. sebagai penyejuk ruangan terdapat satu kipas angin berdiri.
Makan Malam di Jimbaran
Kami hanya bisa merebahkan badan sejenak saja, karena kegiatan pertama sudah menunggu yaitu makan malam di Jimbaran. Kebanyakan restoran menerapkan sistem memesan voucher makan beberapa hari sebelumnya melalui website. Adik saya sudah memesan voucher lewat website www.seevoucher.com. Menurut informasinya, kami ditunggu kehadirannya paling lambat jam 20.00. Maka kami targetkan jam 19.00 sudah berangkat. Jeda waktu hanya satu jam untuk istirahat dan bersiap-siap. Walau begitu kami tidak ada yang terlihat kelelahan hehe. Bahkan kami berangkat sebelum pukul 19.00. Transportasi online dipilih untuk menuju ke Jimbaran.
Suasana makan malam di tepi pantai memang menjadi daya tarik Jimbaran. Sejumlah restoran seafood berjejer di sepanjang tepi pantai. Adik saya memesan di The Ocean. Makanan yang dipesan adalah paket seafood yang terdiri dari udang, kerang, kepiting, dan cumi. Kami memesan 2 paket. Totalnya 190.000.
Jalan Kaki Bersama Sepinya Malam
Saya kira kemudian akan berjalan lancar. Selesai makan, pesan transportasi online, kembali ke hotel. Namun terjadi hal diluar dugaan. Ternyata kawasan tersebut merupakan kawasan terlarang bagi transportasi online menjemput penumpang. Seorang bapak-bapak memberi tahu hal tersebut, dan menawarkan jasa transportasinya. Namun tarifnya jauh lebih mahal. Saya masih tetap menunggu transportasi online. Dan ternyata benar tidak ada yang mau ke kawasan ini. Saya dan keluarga bersikeras tidak mau memakai jasa trasnportasi bapak itu. Akhirnya kami jalan kaki sejauh 850 meter sampai ke daerah yang "aman" untuk memesan transportasi online. Saya rada khawatir juga karena jalanan yang dilalui berupa jalan yang tidak besar dan sepi.
Nah ini bisa menjadi pengalaman kita semua. Beberapa kawasan di Bali ternyata memberlakukan larangan keberadaan transportasi online. Maka jika ingin berpergian dengan transportasi online, harus dipastikan dulu apakah transpotasi online tidak dilarang di kawasan itu
Pantai Pandawa
Hari kedua, saya menjelajahi destinasi daerah selatan Bali. Pukul 08.00 Pak Desu dengan Avanza putihnya sudah datang menjemput. Cukup beruntung karena saya mendapat mobil sewaan keluaran baru (2017). Sesuai itinerary, destinasi pertama yang dikunjungi adalah pantai pandawa.
Pantai yang sedang hits ini menawarkan pasir putih yang elok dipadu air laut yang jernih. Namun bagi saya ada satu yang kurang yaitu ombaknya. Ombak pantai Pandawa mereda ketika sampai ke tepi pantai. Jadi air laut di tepi pantai tenang-tenang saja. Walau begitu, itu tidak mengurangi daya tarik Pantai Pandawa. Untuk menikmati pantai ini cukup membayar tiket 8.000 per orang Setelah puas berfoto di pantainya, saya menuju ke misi berikutnya yaitu berfoto di depan tebing bertuliskan "Pantai Pandawa" yang ikonik itu.
Pura Uluwatu
Suasana hening langsung terasa setelah saya turun dari mobil. Sebelum masuk, tentu membeli tiket seharga 20.000 per orang, dan memakai kain karena saya memakai celana pendek. Kawasan wisata Pura Uluwatu cukup luas. Dari loket masuk, harus berjalan sejauh 150 meter. Keunikan destinasi ini adalah banyaknya monyet berkeliaran. Selain itu tentu letak Pura Uluwatu yang berada di pinggir jurang. Dasar jurangnya adalah laut. Kombinasi laut dan jurang ini menghasilkan pemandangan yang menarik. Lebih bagus jika pada saat sunset.
Pantai Dreamland
Bukan, Ini bukan saya, tapi adik saya |
Dreamland berjarak sekitar 15 km dari Pura Uluwatu. Memasuki area parikir, mobil dikenakan tarif 15.000. Area parkir dengan pantainya terlalu jauh jika jalan kaki. Maka ada mobil shuttle yang bolak-balik buat antar-jemput. Tidak ada tarif tapi kita bisa bayar sukarela saja. Setelah diantar dan turun dari mobil shuttle, harus berjalan dulu melewati kios-kios jualan. Tidak ada loket masuk, jadi hanya membayar parkir mobil saja. Kemudian melewati satu restoran dan barulah terlihat Pantai Dreamland !.
Nah ini dia pantai yang saya cari-cari. Ombaknya seru ! Untuk pasir pantai dan warna air laut mirip seperti Pandawa. Pembedanya ya pada ombaknya. Namun Dreamland tidak punya spot foto yang bertuliskan "Pantai Dreamland".
Melihat ombak Dreamland, saya dan adik saya nggak tahan lagi buat nyebur. Tapi sebelumnya, foto-foto dulu biar ga kelupaan hehe. Selesai foto-foto baru deh buka baju terus nyeburrr. Betapa girangnya saya main air hahaha. Tapi saya cuma menabrakan diri ke ombak atau berendam saja karena nggak bisa berenang *duh bikin malu*. Satu jam berlalu tanpa terasa. Saya masih ingin berlama-lama disini, tapi sudah tengah hari. Waktunya makan siang.
Agung Bali
Tempat ini adalah salah satu yang melenceng dari itinerary. Tadinya direncanakan ke Krisna. Namun Pak Desu merekomendasikan Agung Bali ini. Katanya segala macam oleh-oleh ada dan tidak perlu tawar menawar karena Agung Bali sejenis pasar swalayan. Ternayta benar. Barang fashion seperti baju, tas, alas kaki, aksesoris sampai makanan.ada semua. Harganya juga sesuai dengan kualitas barangnya. Saya hampir kalap belanja oleh-oleh disini hehehe
Pantai Kuta
Inilah destinasi terakhir hari kedua. Pantai ini sangat terkenal sehingga banyak wisatawan yang berminat datang. Dampaknya adalah kemacetan sepanjang akses jalan menuju pantai. Apalagi jalan yang saya lewati kecil sehingga makin parah macetnya. Mencari tempat parkir menjadi permasalahan selanjutnya. Namun beruntung saya menemukan tempat parkir karena ada mobil yang mau keluar. Memasuki pantai ini tidak dipungut biaya. Jadi hanya membayar parkir mobil saja. Pantai Kuta yang terletak di bagian barat Bali memang pas untuk menikmati sunset. Walaupun tidak menawarkan pasir putih, ombak di pantai ini seru. Rasanya ingin nyebur lagi tapi sudah tidak memungkinkan. Akhirnya saya hanya di pinggir pantai saja dan berfoto. Walau begitu, pemandangan sunsetnya sudah cukup memuaskan.
Tidak terasa waktu sudah menjelang pukul 18.30. Saatnya kembali ke hotel, menyiapkan tenaga untuk menjelajahi destinasi di hari ketiga. Kemana saja ? nantikan artikel selanjutnya.
Selamat datang di Bali, semoga jalan-jalannya menyenangkan. :D
BalasHapusIya sampai hari terakhir menyenangkan. Puas banget hehe
HapusSunsetnya indah. Jadi pengen liburan.
BalasHapusIya sunsetnya memang jadi incaran saya. Mumpung masih awal tahun, silakan rencanakan liburan hehe
Hapusaku dulu pas ke pantai pandawa ujan ders hiks
BalasHapuspadahal bagus ya mas
pingiun foto di depan batu yang ada tulisannya "Pantai pandawa" itu
Walah.... itu yang juga saya khawatirkan mas. Hujan. Tapi untung pas saya dateng nggak hujan hehe.
HapusOh berarti nggak bisa foto di depan tulisan pantai pandawa itu ya
Pas baca part "nyewa mobil di bandara", sempet pengen komen gini, kenapa nggak pakai taksi online aja. Kan gampang, mana biasanya lebih murah juga. E tetiba baru inget masalah "daerah terlarang" itu. Daerah bandara masuk ke daerah terlarang buat transportasi online juga nggak sih?
BalasHapusKirain Dreamland itu nama taman bermain, ternyata malah pantai.
*maklum, belum pernah ke bali* XD
kalo halim & soeta grab sudah resmi boleh beroperasi di sana. Kalo ngurah rai yang masih belom sepertinya
HapusNah itu dia. Saya juga sepakat. Dreamland kan berarti taman impian. Eh ternyata nama pantai haha
Samaaa.. Pantai dreamland aku jg sukaaa banget. Mungkin krn ombaknya yg tinggi, tp pemandangannya jg cakep. Apalagi dr ketinggian..
BalasHapusItu mentang2 taxi online ga bisa masuk kesana, trus orang2nya lgs semena2 gitu ksh harga yaaa.akupun mendingan jalan kaki lbh jauh utk bisa pake taxi online.
Iya dreamland termasuk pantai yg ideal menurut saya :)
Hapusiya akhirnya pilih jalan kaki deh. Jadi kalo di bali harus dipertimbangkan transportnya untuk kawasan yang steril dari taksi online
kak mau tanya, seevoucher.com beneran jual voucher murah dan bukan penipu/hoax ya kak? thx
BalasHapusTempatnya sangat bagus dan nyaman bgt bagi pengunjung,pemandangan yg sangat bagus sekali di liat dari atas tebing ��recomend sekali untuk liburan di pantai ini karena tersedia bale bengong dan toilet yg memadai ��
BalasHapusPemandangannya super keren pak Brian
BalasHapusAgung tempat saya belanja lukisan yang sampai sekarang belum juga dipajang ha ha
BalasHapus