Peran Orang Tua Melahirkan Generasi Peduli Lingkungan
26 Mei 2014
Tulis Komentar
Gaya hidup cinta lingkungan akhir-akhir ini sudah tidak asing lagi. Gaya hidup tersebut bahkan sudah menjadi tren gaya hidup masa kini bagi beberapa kalangan masyarakat. Sejalan dengan semakin maraknya isu global warming, maka kalangan pecinta lingkungan semakin gencar melakukan gerakan pelestarian lingkungan.
Mereka juga gencar untuk mengkampanyekan gerakan tersebut kepada masyarakat lainnya agar ikut terlibat dalam pelestarian lingkungan. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyadari perlunya kegiatan pelestarian lingkungan.
Sayangnya terdapat sebagian masyarakat yang kurang peduli terhadap kegiatan go green. Mereka lebih memikirkan kelangsungan hidup masing-masing. Lebih parahnya lagi, mereka justru berkontribusi terhadap kerusakan alam dan lingkungan.
Upaya menyadarkan masyarakat menerapkan green lifestyle dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa secepat dan semudah membalikkan telapak tangan. Kalau pun masyarakat melakukan kegiatan go green, mungkin tidak bertahan lama, karena hanya ikut-ikutan saja.
Kegiatan go green seharusnya menjadi suatu kebiasaan yang ada pada diri seseorang sehingga sepanjang hidupnya orang tersebut dengan kesadaran dirinya, akan melakukan go green. Untuk menumbuhkan kebiasaan tersebut perlu waktu yang tidak sebentar. Diperlukan pembelajaran yang diterapkan secara terus menerus agar sikap peduli terhadap lingkungan dapat menjadi kebiasaan pada diri seseorang.
Pembelajaran yang terjadi secara terus menerus terjadi pada lingkungan keluarga. Dalam keluarga, orang tua memiliki peranan penting dalam mendidik anak-anak. Saat anak masih menginjak usia TK atau SD kelas kecil, mereka dengan mudah mau meniru dan mematuhi orang tua. Apa yang ditanamkan pada anak di usia tersebut akan selalu diingat dan diterapkan hingga ia dewasa nanti sehingga menjadi suatu kebiasaan baginya.
Melihat hal tersebut maka orang tua harus berinisiatif untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan mengenai go green yang sederhana kepada anak sejak dini agar hingga dewasa nanti ia menjadi terbiasa untuk melakukan aksi go green. Tindakan go green yang sederhana dapat berupa mematikan lampu pada siang hari, mengurangi penggunaan elektronik (seperti AC,televisi, radio, dll), menutup kran air jika bak atau tempat penampungan sudah penuh.
Kita ketahui bersama, sekarang banyak anak-anak yang sudah menggunakan gadget dan laptop. Hal yang sering terjadi adalah mereka men-charge gadget pada malam hari sambil tiduran, chatting, mendengarkan lagu atau main game, namun mereka tertidur hingga keesokan harinya. Tentu saja kebiasaan buruk tersebut menjadi perhatian orang tua terhadap anaknya. Orang tua wajib menegur dan mengingatkan kepada anaknya agar kebiasaan buruk tersebut dihilangkan.
Lebih lanjut lagi, orang tua dapat mengajak anak untuk merawat tanaman di halaman rumah seperti menyiram air dan memberi pupuk. Dengan demikian akan timbul rasa cinta terhadap lingkungan pada diri anak. Hal-hal tersebut tentu tidak sulit untuk dilakukan, namun memiliki dampak positif bagi alam. Selain itu juga dapat meningkatkan keharmonisan sebuah keluarga.
Dengan peran orang tua tersebut diharapkan muncul rasa kesadaran pada diri anak untuk peduli terhadap lingkungan dan menerapkan green lifestyle. Lebih jauh lagi, anak juga memiliki sifat “mengajarkan” kepada teman-temannya. Nasehat-nasehat yang disampaikan orang tua terkadang juga ia sampaikan kepada teman-teman sebayanya. Tentu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat jika nasehat mengenai melestarikan lingkungan yang disebarkan anak tersebut kepada teman-teman sebayanya.
Dapat kita bayangkan jika setiap keluarga menerapkan hal positif tersebut. Maka kedepannya akan lahir generasi yang sadar dan peduli terhadap lingkungan.
GO GREEN…!
NB: Tulisan ini saya buat bersama @adribambang20 untuk ikut serta loma essay Go Green kabarkampus.com.
Mereka juga gencar untuk mengkampanyekan gerakan tersebut kepada masyarakat lainnya agar ikut terlibat dalam pelestarian lingkungan. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyadari perlunya kegiatan pelestarian lingkungan.
Sayangnya terdapat sebagian masyarakat yang kurang peduli terhadap kegiatan go green. Mereka lebih memikirkan kelangsungan hidup masing-masing. Lebih parahnya lagi, mereka justru berkontribusi terhadap kerusakan alam dan lingkungan.
Upaya menyadarkan masyarakat menerapkan green lifestyle dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa secepat dan semudah membalikkan telapak tangan. Kalau pun masyarakat melakukan kegiatan go green, mungkin tidak bertahan lama, karena hanya ikut-ikutan saja.
Kegiatan go green seharusnya menjadi suatu kebiasaan yang ada pada diri seseorang sehingga sepanjang hidupnya orang tersebut dengan kesadaran dirinya, akan melakukan go green. Untuk menumbuhkan kebiasaan tersebut perlu waktu yang tidak sebentar. Diperlukan pembelajaran yang diterapkan secara terus menerus agar sikap peduli terhadap lingkungan dapat menjadi kebiasaan pada diri seseorang.
Pembelajaran yang terjadi secara terus menerus terjadi pada lingkungan keluarga. Dalam keluarga, orang tua memiliki peranan penting dalam mendidik anak-anak. Saat anak masih menginjak usia TK atau SD kelas kecil, mereka dengan mudah mau meniru dan mematuhi orang tua. Apa yang ditanamkan pada anak di usia tersebut akan selalu diingat dan diterapkan hingga ia dewasa nanti sehingga menjadi suatu kebiasaan baginya.
Melihat hal tersebut maka orang tua harus berinisiatif untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan mengenai go green yang sederhana kepada anak sejak dini agar hingga dewasa nanti ia menjadi terbiasa untuk melakukan aksi go green. Tindakan go green yang sederhana dapat berupa mematikan lampu pada siang hari, mengurangi penggunaan elektronik (seperti AC,televisi, radio, dll), menutup kran air jika bak atau tempat penampungan sudah penuh.
Kita ketahui bersama, sekarang banyak anak-anak yang sudah menggunakan gadget dan laptop. Hal yang sering terjadi adalah mereka men-charge gadget pada malam hari sambil tiduran, chatting, mendengarkan lagu atau main game, namun mereka tertidur hingga keesokan harinya. Tentu saja kebiasaan buruk tersebut menjadi perhatian orang tua terhadap anaknya. Orang tua wajib menegur dan mengingatkan kepada anaknya agar kebiasaan buruk tersebut dihilangkan.
Lebih lanjut lagi, orang tua dapat mengajak anak untuk merawat tanaman di halaman rumah seperti menyiram air dan memberi pupuk. Dengan demikian akan timbul rasa cinta terhadap lingkungan pada diri anak. Hal-hal tersebut tentu tidak sulit untuk dilakukan, namun memiliki dampak positif bagi alam. Selain itu juga dapat meningkatkan keharmonisan sebuah keluarga.
Dengan peran orang tua tersebut diharapkan muncul rasa kesadaran pada diri anak untuk peduli terhadap lingkungan dan menerapkan green lifestyle. Lebih jauh lagi, anak juga memiliki sifat “mengajarkan” kepada teman-temannya. Nasehat-nasehat yang disampaikan orang tua terkadang juga ia sampaikan kepada teman-teman sebayanya. Tentu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat jika nasehat mengenai melestarikan lingkungan yang disebarkan anak tersebut kepada teman-teman sebayanya.
Dapat kita bayangkan jika setiap keluarga menerapkan hal positif tersebut. Maka kedepannya akan lahir generasi yang sadar dan peduli terhadap lingkungan.
GO GREEN…!
NB: Tulisan ini saya buat bersama @adribambang20 untuk ikut serta loma essay Go Green kabarkampus.com.
Belum ada Komentar untuk "Peran Orang Tua Melahirkan Generasi Peduli Lingkungan"
Posting Komentar
Tolong berkomentar menggunakan nama pribadi. Jangan nama produk/bisnis/judul postingan artikel. Komentar menggunakan nama tersebut terpaksa akan saya hapus.