Salahkah Jokowi jadi Capres
01 Juli 2014
Tulis Komentar
Saya tidak tahan untuk ikut berkomentar soal pencapresan Jokowi. Ada kalangan yang pro dan ada yang kontra soal pencapresan jokowi. Ya mungkin pendapat yang saya posting ini lebih kearah kalangan yang pro jokowi jadi capres. Namun saya sebenarnya hanya berusaha ingin berpendapat berdasarkan kondisi yang ada dan sepengetahuan saya (ya walaupun ujung-ujungnya mengarah ke pro jokowi hehehe).
Seperti yang sudah kita ketahui, beberapa waktu yang lalu PDI-P telah menentukan bahwa capres yang diusungnya adalah Pak Jokowi, yang tak lain merupakan gubernur DKI Jakarta saat ini. Sebelum penetapan ini, jokowi memang sudah unggul diberbagai survey capres 2014. Padahal dari pihak jokowi maupun PDI-P masih belum ada pernyataan terkait capres 2014. Malah, ada isu bahwa PDI-P akan tetap mencapreskan megawati.
Waktu itu sedang hangat diisukan bahwa skenario pasangan capres-cawapres PDI-P adalah Megawati-Jokowi. Hal tersebut menimbulkan reaksi. Masyarakat kecewa jika skenario tersebut benar-benar terealisasi. Ada yang mengatakan bahwa jika hanya menjadi cawapres, jokowi lebih baik tetap menjadi gubernur.
Rakyat yang mencapreskan jokowi (terlihat dari survey). Jokowi dicapreskan bukan nyapres. Sehingga kalau mau salahkan, salahkan megawati. Berani sama megawati ? kalau dari jokowi sendiri yang mendeklarasikan diri, baru bisa salahkan dia. Ada komentar bahwa jokowi bisa saja menolak. Kan justru tidak bagus itu, menolak keputusan partai dan kehendak rakyat. Megawati bijkasana, seperti pengalaman menduetkan Jokowi-Ahok saat pilgub. Saat itu lebih diunggulkan Jokowi-Dedy Mizwar.
Bagi kalangan kontra, poin utama yang membuat mereka kontra adalah jokowi menjadi capres sebelum masa jabatan gubernur selesai. Namun menurut saya, apakah dengan jokowi maju capres Jakarta akan langsung hancur dan terbengkalai ? Ingat masih ada ahok yang kapasitasnya setara jokowi. Lain ceritanya jika orang yang menduduki wakil gubernur jokowi hanya sekedar formalitas dan peran jokowi yang lebih mendominasi. Itu baru patut dikhawatirkan. Tapi kita semua tahu, Ahok dan Jokowi mempunyai visi yang sejalan dan Ahok pun ikut berperan dalam menjalankan misinya. Sehingga ia sudah paham jalan pikiran jokowi. Selain itu Jokowi juga tetap masih bisa memonitor dan bersinergi dengan DKI. Justru hubungan antara pusat dan pemda Jakarta akan semakin sejalan.
Soal janji-jani politik, lah emang gubernur-gubernur sebelumnya menepati janji ? apa kabar partai demokrat ? gubernur lain juga banyak yang nyaleg lagi. 1,5 tahun Jokowi menjabat gubernur pun sudah nampak beberapa perubahan positif di DKI. Salah satu yang paling terkenal adalah penataan Waduk Pluit.
Setuju dengan pendapat pengamat politik bahwa untuk membuat sistem yang bagus maka dimulai dari pemimpin yang bagus dan itu ada pada jokowi. Saya setuju dengan Megawati bahwa kita harus mencontoh Soekarno bahwa ia menjadi presiden karena dia telah membuktikan wibawa kepemimpinannya. Dengan kata lain, jika ingin jadi menjadi presiden, ya harus buktikan dulu kalau anda memang layak sebagai pemimpin. Pembuktian sebagai pemimpin tersebut telah ada pada jokowi. Dia memiliki track record yang jelas: Walikota Solo, Gubernur Jakarta. Jadi sudah terlihat kiprah kepemimpinannya di jabatan kepemerintahan. Dan kepemimpinannya pun berkualitas. Melihat hal itu siapa yang mau menutup mata terhadap pemimpin seperti itu. Disaat kandidat lain baru gencar berpromosi menjelang pemilu dan baru peduli terhadap rakyat menjelang pemilu, Jokowi sudah dekat dengan rakyat jauh sebelum itu. Sehingga Jokowi sudah membangun citranya lewat kepemimpinannya. Ditambah melihat fakta yang ada, tidak ada kandidat lain yang “setara” jokowi. Mungkin ada Mahmud MD, Dahlan iskan, yang hampir setara. Kalau ada beberapa kandidat yang setara jokowi mungkin tidak perlu jokowi diusung-usung. Rakyat juga tahu bahwa jokowi sedang menjabat. Ya tapi mau gimana lagi. Tidak ada yang lebih bagus dari Jokowi
Seperti yang sudah kita ketahui, beberapa waktu yang lalu PDI-P telah menentukan bahwa capres yang diusungnya adalah Pak Jokowi, yang tak lain merupakan gubernur DKI Jakarta saat ini. Sebelum penetapan ini, jokowi memang sudah unggul diberbagai survey capres 2014. Padahal dari pihak jokowi maupun PDI-P masih belum ada pernyataan terkait capres 2014. Malah, ada isu bahwa PDI-P akan tetap mencapreskan megawati.
Waktu itu sedang hangat diisukan bahwa skenario pasangan capres-cawapres PDI-P adalah Megawati-Jokowi. Hal tersebut menimbulkan reaksi. Masyarakat kecewa jika skenario tersebut benar-benar terealisasi. Ada yang mengatakan bahwa jika hanya menjadi cawapres, jokowi lebih baik tetap menjadi gubernur.
Rakyat yang mencapreskan jokowi (terlihat dari survey). Jokowi dicapreskan bukan nyapres. Sehingga kalau mau salahkan, salahkan megawati. Berani sama megawati ? kalau dari jokowi sendiri yang mendeklarasikan diri, baru bisa salahkan dia. Ada komentar bahwa jokowi bisa saja menolak. Kan justru tidak bagus itu, menolak keputusan partai dan kehendak rakyat. Megawati bijkasana, seperti pengalaman menduetkan Jokowi-Ahok saat pilgub. Saat itu lebih diunggulkan Jokowi-Dedy Mizwar.
Bagi kalangan kontra, poin utama yang membuat mereka kontra adalah jokowi menjadi capres sebelum masa jabatan gubernur selesai. Namun menurut saya, apakah dengan jokowi maju capres Jakarta akan langsung hancur dan terbengkalai ? Ingat masih ada ahok yang kapasitasnya setara jokowi. Lain ceritanya jika orang yang menduduki wakil gubernur jokowi hanya sekedar formalitas dan peran jokowi yang lebih mendominasi. Itu baru patut dikhawatirkan. Tapi kita semua tahu, Ahok dan Jokowi mempunyai visi yang sejalan dan Ahok pun ikut berperan dalam menjalankan misinya. Sehingga ia sudah paham jalan pikiran jokowi. Selain itu Jokowi juga tetap masih bisa memonitor dan bersinergi dengan DKI. Justru hubungan antara pusat dan pemda Jakarta akan semakin sejalan.
Soal janji-jani politik, lah emang gubernur-gubernur sebelumnya menepati janji ? apa kabar partai demokrat ? gubernur lain juga banyak yang nyaleg lagi. 1,5 tahun Jokowi menjabat gubernur pun sudah nampak beberapa perubahan positif di DKI. Salah satu yang paling terkenal adalah penataan Waduk Pluit.
Setuju dengan pendapat pengamat politik bahwa untuk membuat sistem yang bagus maka dimulai dari pemimpin yang bagus dan itu ada pada jokowi. Saya setuju dengan Megawati bahwa kita harus mencontoh Soekarno bahwa ia menjadi presiden karena dia telah membuktikan wibawa kepemimpinannya. Dengan kata lain, jika ingin jadi menjadi presiden, ya harus buktikan dulu kalau anda memang layak sebagai pemimpin. Pembuktian sebagai pemimpin tersebut telah ada pada jokowi. Dia memiliki track record yang jelas: Walikota Solo, Gubernur Jakarta. Jadi sudah terlihat kiprah kepemimpinannya di jabatan kepemerintahan. Dan kepemimpinannya pun berkualitas. Melihat hal itu siapa yang mau menutup mata terhadap pemimpin seperti itu. Disaat kandidat lain baru gencar berpromosi menjelang pemilu dan baru peduli terhadap rakyat menjelang pemilu, Jokowi sudah dekat dengan rakyat jauh sebelum itu. Sehingga Jokowi sudah membangun citranya lewat kepemimpinannya. Ditambah melihat fakta yang ada, tidak ada kandidat lain yang “setara” jokowi. Mungkin ada Mahmud MD, Dahlan iskan, yang hampir setara. Kalau ada beberapa kandidat yang setara jokowi mungkin tidak perlu jokowi diusung-usung. Rakyat juga tahu bahwa jokowi sedang menjabat. Ya tapi mau gimana lagi. Tidak ada yang lebih bagus dari Jokowi
Belum ada Komentar untuk "Salahkah Jokowi jadi Capres"
Posting Komentar
Tolong berkomentar menggunakan nama pribadi. Jangan nama produk/bisnis/judul postingan artikel. Komentar menggunakan nama tersebut terpaksa akan saya hapus.