Perubahan Pandangan Saya Terhadap Travelling
21 Desember 2014
Tulis Komentar
Dahulu jika mendengar kata "Travelling" maka yang ada di pikiran saya adalah suatu kegiatan hura-hura yang hanya bisa dilakukan orang yang punya banyak duit. Jadi saya berpikir, saya nggak bakal bisa traveling karena nggak punya banyak duit. Saya juga termasuk orang yang jarang pergi jalan-jalan. Tempat wisata yang pernah saya kunjungi juga tempat yang mainstream seperti Monas, Kota Tua Jakarta, Kebun Binatang Ragunan, TMII, Taman Safari, Ancol, Anyer, Parangtritis, Borobudur. Jadi membayangkan traveling keluar pulau Jawa seperti hal yang jauh sekali untuk dicapai. Sehingga saya memilih untuk tidak terlalu berminat dengan namanya travelling.
Namun sejak saya membaca buku tentang travelling seperti stalking Indonesia dan Naked Traveller, saya telah berubah pandangan terhadap travelling. Ditambah saya sesekali melihat teman-teman saya yang suka travelling yang di share lewat FB. Saya kini memandang travelling sebagai kegiatan yang perlu juga dilakukan. Jadi hidup kita tidak stagnan dengan rutinitas sehari-hari. Bisa dikatakan juga kita jadi lebih bisa menikmati dan mensykuri indahnya kehidupan.
Apalagi saat ini juga sedang trend travelling ala backpacker yang hemat biaya. Jadi yang namanya budget bukan penghalang lagi. Lebih jauh lagi, Trinity, Penulis Naked Traveler, mengajak pembacanya supaya tidak menunda-nunda lagi jika memiliki keinginan traveling.
Hali itu membuat travelling terdengar bukan milik golongan kelas atas saja. Tapi kelas menengah juga dapat menikmatinya. Akhirnya kini saya punya minat terhadap traveling walau blm punya rencana merealisasikannya. Saya baru sekedar membayangkan suatu saat nanti saat sudah berkeluarga, saya akan traveling. Kini minat saya baru sekedar mempelajari tempat-tempat liburan yang belum terlalu saya kenal di Indonesia. Caranya dengan membaca artikel-artikel di internet tentang destinasi wisata di Indonesia.
Dari hasil yang saya pelajari, saya ingin membuat daftar tempat wisata di Indonesia yang anti-mainstream bagi saya. Mungkin beberapa diantaranya sudah mainstream bagi anda.
Namun sejak saya membaca buku tentang travelling seperti stalking Indonesia dan Naked Traveller, saya telah berubah pandangan terhadap travelling. Ditambah saya sesekali melihat teman-teman saya yang suka travelling yang di share lewat FB. Saya kini memandang travelling sebagai kegiatan yang perlu juga dilakukan. Jadi hidup kita tidak stagnan dengan rutinitas sehari-hari. Bisa dikatakan juga kita jadi lebih bisa menikmati dan mensykuri indahnya kehidupan.
Apalagi saat ini juga sedang trend travelling ala backpacker yang hemat biaya. Jadi yang namanya budget bukan penghalang lagi. Lebih jauh lagi, Trinity, Penulis Naked Traveler, mengajak pembacanya supaya tidak menunda-nunda lagi jika memiliki keinginan traveling.
Hali itu membuat travelling terdengar bukan milik golongan kelas atas saja. Tapi kelas menengah juga dapat menikmatinya. Akhirnya kini saya punya minat terhadap traveling walau blm punya rencana merealisasikannya. Saya baru sekedar membayangkan suatu saat nanti saat sudah berkeluarga, saya akan traveling. Kini minat saya baru sekedar mempelajari tempat-tempat liburan yang belum terlalu saya kenal di Indonesia. Caranya dengan membaca artikel-artikel di internet tentang destinasi wisata di Indonesia.
Dari hasil yang saya pelajari, saya ingin membuat daftar tempat wisata di Indonesia yang anti-mainstream bagi saya. Mungkin beberapa diantaranya sudah mainstream bagi anda.
- Kepulauan Karimunjawa
- Raja Ampat
- Bunaken
- Bromo
- Pulau kakaban
- Tanjung Bira
- Tanjung Lesung
- Pulau Tidung
- Pulau Harapan
- Pulau Pisang
- Kiluan
- Derawan
- Lombok
- Bali
- Ora, maluku.
- Tanjung Tinggi
- Pulau Pari
- Pulau Lihaga
- Pulau Sebuku
- .................... (masih dalam pencarian)
Belum ada Komentar untuk "Perubahan Pandangan Saya Terhadap Travelling"
Posting Komentar
Tolong berkomentar menggunakan nama pribadi. Jangan nama produk/bisnis/judul postingan artikel. Komentar menggunakan nama tersebut terpaksa akan saya hapus.