Nikmati Alam Bukit Moko dan Hal-Hal Menarik nan Ikonik di Farm House
21 Mei 2017
6 Komentar
Banyaknya long weekend yang tersebar di tahun 2017 ini membuat saya dan temen-temen ex misdinar nggak bisa menahan keinginan untuk jalan-jalan. Rencana ini udah dibahas dari awal April. Waktu itu Mario yang memulainya
Nama Grup diubah jadi Grup Wacana wkwk |
Tapi untung rencana ini nggak beneran jadi wacana doang. Setelah dikorek-korek, masih ada 4 biji yang bisa yaitu saya, Danie, Rosa, dan Veni.
Namun masih belum ada kejelasan. Belum tau mau tanggal 29, 30, atau 1. Tapi untuk tujuan sudah pasti Bandung. Kepastian keberangkatan baru saya dapat H-1 ! Jadi waktu itu hari Jumat (28/04) saya iseng-iseng nanya ke Danie gimana kepastiannya. Ternyata jadi berangkat besok (29/04). Kami berempat ditambah Tinus (cemewewnya Danie) dan Iwin (cemewewnya Veni) yang bakal gantian nyetir mobil
Bukit Moko
Kami berangkat (dari Bekasi) jam setengah 5 pagi. Sudah ditebak, jalan tol macet tapi masih manusiawi lah. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Bukit Moko. Saya sebelumnya pernah dengar tempat itu, tapi belum tahu lebih jauh. Jalur untuk menuju kesana bisa dilalui mobil. Namun jalannya kecil, cukup rusak, dan banyak tanjakkan.
Saya sampai sana sekitar jam 9 pagi. Udara sejuk pun menyambut. Ternyata tempat ini menawarkan city view. Dari jauh terlihat spot ikonik bertuliskan "Dermaga Bintang". Sepertinya itu ada gardu pandangnya untuk melihat pemandangan dan foto-foto. Untuk masuk kawasannya kita beli tiket dulu. Saya lupa berapa harganya. 15 ribu mungkin, CMIIW.
Saya kira spot yang ditawarkan hanya Dermaga Bintang tapi ternyata ada pilihan lain yaitu Patahan Lembang. Saya baru denger Patahan Lembang. Temen-temen saya juga belum ada yang tau kayaknya. Patahan Lembang lebih jauh jaraknya, 1,7 km. Kami pun bingung mau kemana dulu.
Akhirnya dipilihlah patahan lembang. Kenapa malah pilih yang jauh ?
"Biasanya kalau yang lebih jauh, lebih bagus tempatnya"
Itulah quotes dari Danie yang jadi dasar kami memilih jalan ke Patahan Lembang hahaha
Baru beberapa langkah kami sudah sibuk foto-foto. Veni ngevlog malah. Padahal perjalanan masih jauh woyyy. Awalnya jalur yang dilalui masih datar dan mulus. Kiri-kanan berjejer pohon pinus. Indah sekali,
awalnya sih mulus |
Namun makin lama indahnya perjalanan makin berkurang. Jalur yang ditemui lebih sering menanjak dengan permukaan tanah rada awur-awuran haha. Tapi justru disitu seni jelajah alamnya. Iya kan ? hehe
Saya merasa berjalan sudah jauh tapi ternyata baru setengah perjalanan. Napas ngos-ngosan. Saya jadi penasaran sebagus apa tempatnya. Disatu sisi khawatir juga. Jangan sampai sudah jalan jauh dan lelah begini, tempatnya malah biasa aja.
Saking capeknya, salah satu diantara kami mulai ada yang spik,
"eh.. ini tanaman apa ya"
Kami ketawa-tawa sendiri. Itu alasan doang biar bisa berhenti dan rehat sejenak.
Entah berapa lama kami berjalan hingga akhirnya Patahan Lembang nampak. Jadi sebenernya tempat itu just offer another landscape. Tapi emang bagusan sih viewnya dibanding di dermaga Bintang. Nggak kehalang kabut dan terasa lebih dekat.
Patahan Lembang |
O iya sebenernya Bukit Moko ini lebih cocok dikunjungi saat malam hari. Gemerlapnya lampu-lampu kota Bandung akan membuat betah berlama-lama disana
Saung Pengkolan 3
Farm House
Setelah makan, kami ke destinasi selanjutnya. Tadinya ada rencana ke De Ranch atau Dusun Bambu. Namun tempat itu jauh semua. Maka dialihkan ke Farm House. Farm House memang sudah jadi destinasi mainstream ya di Bandung. Waktu sampai disana, banyak banget orang yang dateng. Masuk ke sana kita beli tiket dulu seharga 20 ribu. Kita bisa mendapat susu siap minum dengan menukarkan tiket masuk ke kios-kios susu yang tersedia.
Di dalam area Farm house terdapat bangunan-bangunan yang kental dengan gaya Eropa. Bahkan ada baju-baju tradisional Eropa yang bisa digunakan pengunjung (saya gatau, itu pinjem atau sewa.). Tapi yang ngantri banyak, Setelah diperhatikan, bangunan-bangunan Eropa itu ternyata ya toko-toko dan restoran.
Farm House juga punya kebun binatang mini. Kebun binatang mini itu diberi nama petting zoo. Ya jadi kita jadi bisa kasih makan hewan-hewan itu. Ada area burung, kelinci, sapi, dan yang paling menarik domba. Saat kita tunjukkan wortel, domba-domba itu dengan agresif saling berebut. Itu jadi salah satu keseruan di petting zoo.
Kerap terdengar teriakan-teriakan orang yang diserbu domba itu hahaha. Kita juga bisa kasih minum sapi dan berfoto dengan menggendong kelinci.
Hal ikonik dari Farm House tentu rumah hobbitnya. Tapi untuk berfoto disitu lagi-lagi harus ngantri panjang. Saya jadi mengurungkan niat berfoto disitu. Satu lagi yang khas dari Farm House adalah sumur cinta. Tapi karena udah makin sore, saya nggak kesitu.
Ngantri Euyy |
Kuliner Sudirman Street
Kami kembali ke mobil dan selanjutnya adalah cari tempat makan lagi. Tempat yang dituju adalah kawasan kuliner Jalan Sudriman. Saya kira kios-kios makanan berada di sepanjang pinggir jalan itu seperti Pencenongan di Jakarta, Tapi ternyata menempati satu blok tapi ke dalamnya cukup panjang. Banyak banget pilihan kulinernya. Saya dan temen-temen bingung mau makan apa. Tapi saya ujung-ujungnya pesen menu standar, mie goreng B2. Saya juga pesen baso goreng untuk dimakan bareng.
Malam semakin larut, kami pun pulang. Namun di perjalanan pulang hampir saja mengalami petaka. Saat di jalan tol, mobil kami hampir menabrak mobil di depan. Padahal jalan nggak macet, Saya nggak ngerti kenapa mobil di depan tiba-tiba berhenti. Syukurlah, Tuhan masih melindungi.
farm housenya wih seperti suasana perumahan eropa bang ....
BalasHapusiya betull... tapi keramean orang. Jadi malah umpel-umpelan
HapusWah domba2nya dibebasin gitu Mas?
BalasHapusBtw bersih2 ya, jadi inget soun the sheep nih :)
Nggak mba. Itu sebenernya memang area kandangnya cukup luas. Pengunjung boleh masuk.
HapusIya hewan-hewan disana cukup terawat
ngitung liburnya gak pake kalender pendidikan pak? :p
BalasHapusaku udah kesengsem sama foto pertama, bagus....
bisa deket2 sapi plus ada yang kayak the hobbit
tempat makannya lengkap juga, komplit
rame bangeeet di Farm House :o
BalasHapusapa nggak tambah pusing ya kalau banyak pengunjung :D