Menata Ulang Perpustakaan Sekolah
24 Desember 2017
14 Komentar
Saya sebenarnya sudah sangat gatal ingin membenahi perpustakaan itu. Melihat ukuran ruangan yang tidak besar, maka konsep yang tepat adalah membuat bagian tengah ruangan kosong tanpa ada kursi dan meja. Sebagai gantinya, disediakan karpet untuk duduk. Demi mewujudkan konsep itu, maka barang-barang yang hanya membuat sempit ruangan ingin sekali saya keluar-keluarkan. Tapi barang-barang itu mau diletakkan dimana ? Disatu sisi, ruang gudang berada di lantai tiga dan sepertinya sudah penuh.
Saya pun mengusulkan pembenahan perpustakaan ke kepala sekolah. Setelah beberapa lama, akhirnya mulai terlihat respon positif kepala sekolah. Dukungan mulai terasa. Barang-barang yang membuat sempit diijinkan untuk dikeluarkan. Buku-buku pelajaran diijinkan untuk dijual. Bahkan beliau juga sudah memikirkan pengadaan sarana untuk kedepannya. Saya cukup senang karena kepala sekolah mulai mempunyai visi yang sama dengan saya terhadap perpustakaan.
Saya juga ditugaskan untuk mengelompokkan buku sesuai dengan kategorinya. Memang, saya melihat penataan buku juga menjadi persoalan. Jika dilihat sekilas, koleksi bukunya cukup banyak. Semua rak sudah terisi buku. Namun pengelompokkan bukunya kurang jelas. Rak-rak tidak diberi label kategori buku. Sehingga orang yang melihat, tidak tahu buku tentang apa yang ada di rak tersebut. Bahkan saya menemukan ada sejumlah buku yang ternyata tidak cocok untuk anak SD.
Akhirnya pada Sabtu 3 September 2017, saya niatkan ke sekolah untuk mulai pembenahan. Saya di bantu guru olahraga. Meja lab dan barang lain yang tidak diperlukan dikeluarkan. Buku pelajaran yang menggunung juga dikeluarkan.
buku pelajaran yang memenuhi perpus |
Buku-buku yang ada di rak di turunkan semua. Rak-rak pun kosong. Dan jadilah area tengah ruangan dipenuhi buku-buku yang berserakan.
.
Setelah membereskan barang dan penataan ulang koleksi buku, saya punya tugas baru yaitu pendataan koleksi buku.
Namun, baru mulai saya mendata buku-buku, aktivitas pembenahan perpus harus berhenti di tengah jalan. Ruang perpus kini justru dipakai menjadi ruang kelas 6 karena adanya rencana renovasi di lantai tiga. Buku-buku yang sudah ditata sesuai kategori, sepertinya kembali berantakan.
Hmm.... Yasudah. Berarti harus menunggu nanti setelah renovasi selesai. Mungkin dua tahun lagi.
Tulisan ini merupakan salah satu tulisan yang terdapat pada buku Aksi Literasi Guru Masa Kini. Simak kisah lainnya dalam buku ini terkait membangkitkan literasi di sekolah. Awalnya siswa sama sekali tidak menyentuh buku (non pelajaran), hingga akhirnya mereka dekat dengan buku.
wkwkwk susah banget pak emang
BalasHapussaya dulu juga pernah semangat
eh pas mau jalan diganti buat kelas juga
padahal suka banget liat anak2 baca gitu
Hahahha lah sama ya ceritanya. Mau mengembangkan sekolah ada aja ya hambatannya.
HapusNah persis.. saya juga pengen siswa disekolah saya terlihat budaya membacanya.
Berantakan nggak masalah, Mas. Asalkan berantakan habis dibaca..hehe
BalasHapusMemang harus rutin sih membereskan perpus biar terlihat rapih, jangankan perpus, kamar juga harus gitu..he
Haha iya bener sih, itu berantakan karena abis dibaca. Malah bagus ya berarti bukunya dipakai hehe.
HapusIya benar.... harus mau konsisten membereskan.
Alamaaak.. Kalau guru-guru berpikiran sama dengan Mas Brian, pasti perpistakaan sekolah-sekolah bakalan rapi, bersih dan nyaman. Tentunya bakalan menarik minat baca anak-anak sekolah. Salut sama usahanya Mas Brian, bisa banget nih diterapkan di sekolah-sekolah lain yang perpustakaannya belum rapi
BalasHapushehe makasih mbak. Tapi masih belum sesuai target. Perpustakaannya malah lagi dipakai jadi kelas 😅
HapusNiat baiknya dan semangatnya, subhanallah. Semangat menginspirasi pak. Semoga ada banyak bapak-bapak guru seperti pak brian yang peduli dengan kemajuan anak-anak dengan membaca. di mulai dari kepedulian dengan perpustakaan.
BalasHapusTerima kasih mbak vini. Ya sebenernya simpel. Berhubung saya suka membaca, saya juga ingin anak-anak suka membaca juga. gitu aja hehe
HapusUdah capek-capek bongkar, tata ulang, terus pas mau mendata buku-bukunya, eh ujungnya bakal dijadiin kelas. :( Nasib perpustakaan kok sedih, ya.
BalasHapusDari buku-buku itu, ada novel atau komik nggak, Yan?
Iya menyedihkan. Harus sabar nunggu sampe renovasi selesai baru bisa lanjutin urus perpusnya.
HapusNggak ada novel & komik Yog :( Padahal rencana gw mau masukkin buku-buku KKPK, fantasteen, atau novel anak lainnya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBuju=buku maksudnya😊
BalasHapusSemoga kan indah pada waktunya..
BalasHapusSementara buku2 pindah ke pojok2 baca di bagian belakang kelas kan?
Kalo di saya, ada pojok baca di setiap depan kelas, hanya menyediakan rak gantung kurleb 1 meter, diisi buku oleh piket kelas tiap pagi, atas koordinasi dg wali kelas.
Mantap 👍 kalau tidak memaksa untuk menata perpustakaan seperti nya lemes juga pak ya apalagi kalau sendiri. Syukurlah kepsek mendukung.... semangat dengan giat literasi nya Pak
BalasHapus